Bandung Barat, (Tabloidpilarpost.com)- Pemilu (Pemilihan Umum) 2024 akan segera dilaksanakan, sebuah wilayah terpencil yang jauh dari hiruk-pikuk pertokoan dan pasar menjadi sorotan. Menuju ke lokasi harus menaiki perahu tongkang dengan melintasi Waduk Cirata dan memakan waktu selama ±20 menit menambahkan tantangan eksklusif untuk memilih.
Tingginya partisipasi pemilu warga Kampung Cijuhung RW 11, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB) memotivasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) KBB untuk memfasilitasi warga yang tinggal di tanah milik Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) ini.

Akses jalan yang terjal dan berkelok tak membuat pahlawan demokrasi urung untuk menjajaki Kampung Cijuhung dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 294 orang ini.
“Hari ini kita melakukan sosialisasi pendidikan pemilih untuk Pemilu Serentak 2024 di Kampung Cijuhung RW 11, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat,” kata Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Deni Firman Rosadi usai kegiatan sosialisasi, Senin ( Februari 2024).
Deni menjelaskan, aksesibilitas menuju Kampung Cijuhung ini menjadi kendala utama dalam melaksanakan berbagai kegiatan kepemiluan. Terlebih, saat pendistribusian logistik Pemilu 2024 yang rencananya bakal dilakukan H-1 pencoblosan.
“Untuk bisa menjangkau TPS 12 yang ada di Kampung Cijuhung harus menggunakan jalur perairan. Dengan menaiki perahu bargas hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit,” jelasnya.
Kendati demikian, sambung Deni, apabila hujan turun otomatis perjalanan bakal terhambat lantaran banyaknya eceng gondok yang menutupi perairan waduk Cirata.
“Artinya, kalau cuaca tidak mendukung maka akses perjalanan menuju Kampung Cijuhung pun terhambat karena banyaknya eceng gondok yang menutupi perairan,” paparnya.
“Kalau tadi berangkat dari kantor KPU KBB sekitar jam 10.00 WIB dan tiba di Kampung Cijuhung sekitar pukul 13.30 WIB,” sambungnya
Sebenarnya, sambung Deni, selain Kampung Cijuhung masih banyak daerah terpencil di KBB dengan medan yang cukup ekstrem. Namun, Kampung Cijuhung ini menjadi yang cukup berat lantaran harus dilalui dengan kapal bargas.
“Daerah lain kendalanya medan dan jarak, namun bisa ditempuh. Kalau di sini sangat sulit. Apalagi, cuaca buruk bisa menjadi kendala,” ucapnya.
Meski begitu, Deni mengakui partisipasi warga masyarakat di Kampung Cijuhung cukup tinggi dan mereka sudah memahami lantaran mereka sempat mengikuti tahapan pencoklitan.

“Rekan-rekan PPK Cipeundeuy juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kampung Cijuhung. Hal itu sebagai upaya KPU KBB untuk mengedukasi masyarakat yang tinggal di wilayah terisolir dan mereka harus betul-betul tersentuh,” ujarnya.
“Selain itu, tentu itu bisa menjadi perhatian agar mereka bisa menyalurkan hak pilihnya,” tandasnya.
***Red.