Banjarmasin,(tabloidpilarpost.com) – Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Pelatihan Jurnalistik bagi generasi muda selama 3 hari, terhitung sejak Kamis – Sabtu (17-19/10) di Hotel Roditha Banjarmasin.
Kegiatan yang menghadirkan narasumber, Rulli Kuswahyudi, S.Sos selaku Ketua Koordinator Bidang Komunikasi Informasi dan Media (KIM) DPP LDII, diikuti oleh 40 peserta (26 putra dan 15 Putri) terdiri dari 10 utusan DPD LDII Kabupaten / Kota se Kalsel.
Ketua DPW LDII Kalsel, Dedi Supriatna, pada Kamis (17/10) malam mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya agar generasi penerus (generus) dapat mengurangi maraknya fenomena post truth sekaligus mengajak untuk bijak bermedia sosial.
“Peran anak muda sangat dibutuhkan saat ini, mereka sudah sangat menguasai dunia digital,” kata Dedi.
Di era post truth ini, lanjut Dedi, pemuda dimaksud dapat menyajikan fakta yang sebenarnya tentang keberadaan eksistensi LDII di tengah masyarakat yang sebenarnya positif. Terkadang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dipublikasikan menjadi sesuatu yang negatif.
Melihat banyaknya kegiatan di LDII, generus diharapkan mampu menggunakan medsos untuk hal produktif dan mengurangi hal negatif yang bersifat memecah belah bangsa.
“Hal positif itu harus didistribusikan di tengah masyarakat, agar mereka memperoleh informasi secara utuh tentang LDII”, tutupnya.
Sementara itu, salah seorang peserta utusan DPD LDII Kabupaten Tanah Bunbu, Achmad Ferdian, pada Sabtu (19/10) jelang penutupan mengungkapkan rasa syukur dan berterimakasih kepada semua pihak atas diikutsertakannya dalam kegiatan yang menurutnya menjadi hal yang luar biasa itu.
“Alhamdulillah, pengalaman pertama bagi saya”, ujar Ferdin panggilan akrabnya.
Lebih dari itu, ia mengakui bahwa ilmu jurnalistik itu sangatlah penting, pasalnya dengan mengetahui ilmu jurnalis tentunya akan lebih bijak dalam bermedia sosial sehingga informasi yang akan disajikan ke publik dapat disaring, mana yang sudah saatnya dipublikasikan dan mana yang belum.
“Ternyata masih banyak konten-konten maupun informasi yang belum layak untuk publik namun sudah beredar di medsos”, ungkap Ferdin tutupnya.
Rzq/Ridho Tpp