Bandung Barat, (Tabloidpilarpost.com)- Selama 3.5 tahun, polemik beasiswa PGMI UIN Bandung yang disediakan oleh Pemda Bandung Barat tetap menjadi tanda tanya besar. Meski ada angin segar pada masa kepemimpinan sebelumnya, 27 mahasiswa dari KBB kini dihadapkan pada ancaman Drop Out, tanpa solusi yang konkret.
Meski adanya upaya advokasi, Pemda KBB dan UIN Bandung masih terkesan menutup pintu dialog, meninggalkan nasib mahasiswa terombang-ambing. Dari 50 penerima beasiswa, hanya 27 yang tersisa, makin menyoroti bobroknya kebijakan daerah yang mengorbankan masa depan generasi penerus.
Ketua Kembara, Deni Permana, menyoroti ketidakpartisipasian DPRD Kabupaten Bandung Barat dalam menyelesaikan permasalahan ini, menciptakan kebingungan dan kegelisahan di kalangan mahasiswa. Pernah dicutikan selama setahun tanpa kejelasan, mahasiswa melakukan advokasi mandiri, namun pemerintah daerah terkesan tak kooperatif. Jumat, (02/02/2024).
Pernyataan PJ Bupati yang mengutamakan kepentingan masyarakat menjadi ironi, karena realitanya para penerima beasiswa dan orang tua mereka terus berjuang demi keadilan. UU RI No.20 tahun 2003 tentang pendidikan diabaikan, menambahkan kegelisahan terhadap ketidakadilan yang terjadi.
Dalam ancaman Drop Out, koordinator mahasiswa, Farhan, menegaskan bahwa jika pemda KBB tidak memberikan solusi, aksi demonstrasi akan menjadi langkah selanjutnya. Mahasiswa merasa menjadi korban dalam kasus ini dan menuntut pertanggungjawaban atas kebijakan yang merugikan ini.
***Red.