Malang, (Tabloidpilarpost.com) – Focus group discusion bersama para Anggota DPRD Kabupaten Malang dengan Tema ,” Optimalisasi Komunikasi dan koordinasi Terkait Pengobatan Serta Penanganan Kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ) di Pendopo Kecamatan Bantur Rabu(4/10/2023) yang hadiri oleh Anggota DPRD Kabupaten Malang Rahmad Kartala,Muslimin, Novan Ekon Prasetyo, Muspika ,Kader dan lainnya.
Bayu Jatmiko,S.STP Camat Bantur dalam sambutan menyampaikan ,” tema kali ini sedikit berbeda biasanya membahas hal yang pasti biasanya kita membahas infrastruktur stunting dan sebagainya tapi kali ini kita sedikit merefresh dan berdiskusi tentang hal yang tidak pasti berdasarkan narasi yang saya baca kesehatan iwa ini sifatnya abstrak ,karena gangguan jiwa ini abstrak jembatan bisa di lihat,jalan bisa dilihat ,ODGJ fisiknya sama seperti kita tapi pemikiran orang itu abstrak sama seperti kata mas Didit sedalam dalam Samudra bisa dihitung tetapi dalam hati siapa tahu,” jelasnya.
Sementara Kepala UPT Puskesmas Bantur dan Praktisi kesehatan jiwa Bapak dr.Subsgiyono menyampaikan kepada peserta acara Focus Group Discusion ,’ kami mengawali 2011 kami membuat komunitas berdasarkan keluarga dan pemberdayaan beberapa perangkat desa dan kader karena beberapa pasien itu adalah pasien lama yang keluar masuk keluar masuk rumah sakit sehingga ada sesuatu yang tidak kita ketahui permasalahan yang menjadi penyebab kalau tadi dikatakan bapak biologis keturunan justru sebaliknya di sini bukan faktor keturunan diwilayah Bantur ada 198 terdiri dari 5 desa Bantur itu ada 63 Wonorejo itu ada 13 Srigonco ada 24 Sumberbening ada 35 ,Bandungrejo 63 ada total 198 ,’ ungkapnya.
“Bahwa pasien gangguan jiwa ada 3 kelompok resiko termasuk kita kita semua ini hipertensi,lansia,ibu hamil resiko kemudian gangguan yang 198 tadi dan ketiga kelompok sehat sehingga 3 pilah yang kami melakukan perawatan ini dan yang sehat tetap sehat dengan tidak resiko gangguan yang resiko terkena gangguan siapa resiko terkena gangguan termasuk keluarga sehingga beberapa pasien ada 3 sampai 4 bukan semua dan ini sudah kami uji bapak 1 keluarga kita ambil satu kita lakukan isoma tidak mengalami gangguan dan sedangkan yang 1 dilakukan 1×24 jam isoma mengalami gangguan padahal bukan faktor keturunan ,” jelasnya.
” Makanya di sini polah asuh itu yang paling utama dari 198; 92 % adalah isoma yang jadi tidak punya KTP atau identitas lainnya ini yang menjadi kesulitan kami dan Alhamdulillah pada 2011 sampai 2012 kita membebaskan 18 pasung pasien bebas pasung tanpa dirujuk dirumah sakit karena kita bebaskan komunitas dan keluarga ini menyebabkan tidak dipasung lagi kita bebaskan dii lingkungan dan keluarga dan sumber penyebab sebenarnya adalah keluarga dan lingkungan maka ini yang harus kita ubah paradigma yang menyebabkan pasung ini.
Sumber dari segalanya adalah lingkungan sehingga aat ini ada 5 posyandu jiwa dan untuk wilayah selatan dan untuk wilayah Utara rencanya 2 jadi Posyandu 5 ada mulai ada 2015kami meng -up date Posyandu mereka dan kami mempunyai ada 210 kader jiwa dan diantara 210kader jiwa ada 30j kader jiwa yang bertanggungjawab di Posyandu itu juga itu mulai 2015 sampai sekarang bapak bapak.
Dan kami punya pusat rehabilitasi dan kita 13 kali mengadakan pelatihan untuk meningkatkan produktivitasnya sesuai bakat dan kemampuannya untuk saat ini keterlibatan dari bapak perangkat desa sangat luar biasa sekali tanpa beliau beliau kami tidak ada apa apanya tanpa dan lingkungan,apalagi dengan bantuan kebijakan dari bapak Camat sangat besar sekali sehingga kami dapat melakukan ini karena adanya dukungan dan menambah motivasi dan kita melakukan inovatif dan inovasi yang bisa mengangkat motivasi martabatnya orang orang dengan gangguan jiwa .
(Suryadi Tpp/Ridho Tpp)