Bandung Barat, (Tabloidpilarpost.com)- Sejumlah karyawan Puskesmas DTP Gununghalu Kabupaten Bandung Barat (KBB) melakukan aksi protes terhadap berbagai kebijakan yang dilakukan oleh kepala puskesmasnya.
Sepucuk surat petisi yang ditandatangani 42 dari 65 karyawan dan karyawati Puskesmas tersebut berisikan beberapa poin memprotes kebijakan Kapuskesmas DTP Gununghalu, dr. Edy Junaedi yang dinilai arogan.
Mereka bersurat pada Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB dengan tembusan Bupati Bandung Barat, tentang petisi tersebut, dengan tuntutan agar segera mengganti Kapuskesmas DTP Gununghalu.Jum’at, (31/03/2023).
Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat Dr. Hernawan saat dikonfirmasi awak media akhirnya angkat bicara terkait petisi yang dilayangkan oleh jajaran pegawai yang di tandatangani oleh 42 orang kepada kepala Puskesmas Gununghalu
Menurutnya, kejadian ini sudah beberapa bulan kebelakang, dan kami dari pihak Dinas Kesehatan sudah melakukan diskusi dan menugaskan jajaran dan salah satunya pejabat dinas kesehatan untuk melakukan pengecekan dilapangan tentang kebenaran yang tertera di dalam petisi tersebut. Kamis 7/9/2023.
“Kami sudah menugaskan personil atau pejabat yang terkait dengan topik dalam petisi tersebut mengecek dan menelusuri kebenarannya ke puskesmas Gununghalu, dan ada juga yang kami panggil ke Dinas untuk Chek kebenaran by data selama kepemimpinan kepala puskesmas baru dr Edi,” terangnya.
Menurut Hernawan, dari hasil pengecekan dan penelusuran dan serat pemanggilan yang dilakukan Hernawan menegaskan bahwa apa yang di sampaikan dalam petisi itu tidak semua benar.
“Intinya dari hasil data jajaran yang bisa kita telusuri dan temukan itu tidak seperti yang muncul di petisi itu, kita se obyektip mungkin tidak sekedar penjelasan lisan, tapi dibuktikan dengan penunjang dan tidak ditemukan hal hal tersebut,” ungkapnya.
Lanjut Hernawan, untuk menindak lanjuti semua itu karena sudah jelas tidak di temukan apa yang tertulis di petisi itu, maka perlu dibangun suatu keharmonisan antara jajaran dan pimpinan jangan sampai terjadi Miss comunikasi, misalnya masalah rotasi mutasi dilingkungan puskesmas yang menjadi akar permasalahan.
“Untuk kedepannya, ya supaya terjalin komunikasi yang baik antara pimpinan dan jajaran apalagi kalau mau melakukan penyegaran di lingkungan atau rotasi mutasi, ya saya juga maklum mungkin kepala puskesmas yang baru ingin suasana baru dengan merotasi jajaran di bawahnya,” tandasnya.
Semua anak anak saya, “kata ernawan” saya tidak membedakan satu sama yang lainnya jika ada masalah selesaikan melalui mekanisme dan jalur yang benar agar bisa dijembatani.
“Pada dasarnya kita semua jangan sampai putus komunikasi jangan ada sekat , biar tidak terjadi hal seperti ini kedepannya, kami pihak Dinas siap berkomunikasi dengan semua jajaran bila ada permasalahan,” pungkasnya.
***Red.