Bandung Barat, (Tabloidpilarpost.com)- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menunjuk delapan perusahaan pemenang pengadaan Antropomentri Kit untuk disebar ke sejumlah desa di KBB.
Penyerahan alat untuk mendeteksi masalah stunting tersebut, rencanya akan disebar ke 165 desa di KBB dan tuntas pada 17 November 2023 depan.
Fungsional Adminkes Bidang SDK pada Dinkes KBB, Entis Sutisna mengatakan, pengadaan Antropomentri Kit telah direncanakan Dinkes KBB yang disesuaikan dengan anggaran masing-masing Puskesmas yang ada di KBB.
“Untuk Puskesmas Batujajar ini mendapatkan 116 unit (Antropomentri Kit) sesuai ajuan mereka, dan ini rencananya akan dibagikan ke Posyandu di wilayah kerja Batujajar,” ucap Entis saat ditemui wartawan Tabloidpilarpost.com di Puskesmas Batujajar, Kecamatan Batujajar, KBB, Senin, (21/8/2023).
Selain Puskesmas Batujajar, dia menerangkan, pihaknya juga akan menyalurkan Antropomentri Kit tahap pertama di kedua Puskesmas lainnya yakni, Puskesmas Pataruman dan Puskesmas Cihampelas yang mengalami masalah stunting tertinggi di KBB.
“Seluruh Puskesmas mendapatkan (Antropomentri Kit) tapi baru hari ini, baru tiga Puskesmas,” ungkapnya.
Dijelaskan Entis, untuk pengadaan Antropomentri Kit tidak hanya PT Muara Sakti Utama saja, melainkan ada perusahaan lainnya yang ditunjuk Dinkes KBB untuk melakukan pengadaan alat pendeteksi masalah stunting pada bayi, dewasa bayi, dan anak.
“Tidak (dari satu distributor) tapi ada delapan distributor,” katanya.
Kendati telah dilakukan pelelangan melalui e-katalog sejak Juli lalu, dia memaparkan, Dinkes KBB baru melakukan kontrak dengan satu perusahaan (PT Muara Sakti Utama) yang mengirim unit Antropomentri Kit pada Rabu, (16/8/2023) kemarin.
“Jadi target 120 hari ini baru satu perusahaan yang sudah selesai. Jadi nanti sekitar 17 November selesai,” imbuhnya.
Tujuan pengadaan Antropomentri Kit, dijelaskan dia, sebagai langkah pemerintah untuk mendeteksi masalah stunting yang hingga saat ini berada di angka 27,3 persen.
“Kelebihannya ada alat ukur, alat timbang, cuma ini diwajibkan Kemenkes berbasis aplikasi jadi tidak seperti dulu dicatat secara manual, sekarang sudah pakai bluetooth dan itu standar nasional yang ditentukan Kemenkes,” terangnya.
Disinggung terkait besaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengadaan Antropomentri Kit, dia membeberkan, Pemerintahan pusat memberikan anggaran sebesar Rp21 miliar tetapi, Dinkes malakukan efisiensi anggaran sekitar Rp4 miliar.
“Berarti realisasi sekitar Rp17 koma sekian miliar. Pengadaan dari PT Muara Sakti Utama Rp200 juta kali delapan, (jadi untuk 116 unit Antropomentri Kit) sebesar Rp1,6 miliar,” paparnya.
Terkait kualitas Antropomentri Kit, dia mengklaim, semuanya telah ditentukan Kemenkes yang menjadi acuan Dinkes KBB.
“Jadi sebelum tayang kita sudah verifikasi dan dinegosiasi oleh Kemenkes kemudian, kita juga menegosiasi harga yang tayang dari Kemenkes kita negosiasi lagi,” imbuhnya.
Dengan adanya pengadaan Antropomentri Kit melalui e-katalog, dia mengungkapkan, Dinkes KBB sudah mengantongi delapan perusahaan sebagai penyedia Antropomentri Kit untuk disebar ke 165 desa di KBB.
“Seluruh Puskesmas dapat dan itu wilayah kerjanya itu desa. Jadi seluruh desa di KBB dapat Antropomentri Kit. Dan merencanakan itu bukan saya. Saya hanya mengeksekusi yang punya anggaran, yang merencakan itu Bidang Kesmas (Kesehatan Masyarakat pada Dinkes) jadi masalah cukup atau tidak, itu saya tidak tahu, yang tahu mereka,” tudingnya.
Sebagai tambahan, 8 Perusahaan yang ditunjuk Dinkes KBB untuk pengadaan Antropomentri Kit:
1. PT Muara Sakti Utama
2. PT Nutri Sejahtera Utama
3. PT Sekar Putri Mekarwangi
4. PT Utama Mandiri (Gerlink)
5. PT Balaraja Metalindo
6. CV. Nuriteknik
7. PT Mandiri Jaya Medika
8. PT Cahaya Mas Cemerlang.
***Daim.