Lombok Timur, NTB, (Tabloidpilarpost.com), Puluhan wali murid mendatangi sekolah ingin menuntut tabungan anaknya yang sampai sekarang tidak diberikan oleh sekolah.
“Kita kesini ingin mengambil tabungan anak, tidak mau tahu karena janjinya hari ini 18 Agustus 2023 tabungan anaknya akan diberikan,” kata salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya, Jum’at (18/8/2023).
Lebih lanjut, kita sudah beberapa kali dijanjikan tanggal sekian, tapi sampai sekarang belum ada.
“Ada sekitar 250 lebih siswa sampai sekarang tabungannya belum diberikan. Ini berarti ada sekitar Rp. 256 juta 610 ribu belum dikasi,” jelasnya.
Apabila hari ini tabungan anak tidak diberikan, maka anak-anak tidak akan masuk sekolah dan sekolah ini kita segel. Kita tidak mau tahu pihak sekolah harus memberikan tabungan anak.
“Tabungan anak kita harus dikasi, bila tabungan anak tidak diberikan maka mulai besok tanggal 19 Agustus, anak-anak ini tidak dikasi sekolah dan sekolah ini akan kita tutup,” ujar wali murid yang lain.
Sementara itu, Kepala Sekolah, Saat menerima wali murid yang datang menyampaikan keluhannya mengatakan kita pihak sekolah sudah berupaya untuk memberikan tabungan siswa. Upaya kita ada jaminan dari pihak koperasi kita pegang dan kita mau jual, namun sampai sekarang jaminan ini belum laku.
“Kita sudah berupaya untuk jaminan berupa lesehan akan dijual, tapi harganya masih rendah dan itu tidak bisa menutupi tabungan siswa karena harganya masih dibawah jumlah tabungan siswa,” jelasnya.
Kita berharap wali murid ini semuanya bersabar dan mari kita sama-sama cari solusi. Dengan begitu tabungan siswa ini bisa kita berikan.
Memang kemarin ada yang tawar, tapi harganya masih rendah dan pihaknya tidak mau dan menunggu pembeli dengan harga yang tinggi.
“Inilah upaya kita bila jaminan berupa lesehan sudah terjual, maka dengan ini tabungan siswa bisa kita berikan,” pinta kepala sekolah.
Guru yang lain menambahkan agar para wali murid ini bersabar, ini kita sudah pegang jaminan tinggal kita jual.
“Ini jaminan sudah kita pegang sambil menunjukkan ke para wali murid. Kita akan jual jaminan berupa lesehan, bila sudah laku dan ada uangnya langsung kita kasi kepada semua wali murid tabungannya,” tandasnya.
Pada akhir-akhir wali murid dengan pihak sekolah berdialog tidak ada titik terang, maka para wali murid membubarkan diri.
(s).