Nunukan, (Tabloidpilarpost.com) – Kepala Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Arief Budiman Usai kegiatan Launching Proyek Perubahan (Proper) Sistem Penanggulangan Bencana Terintegrasi (SEMANGAT), dan Proper Gerakan Administrasi surat tanah yang berkualitas dan unggul (GAS TAWAU) yang digagas oleh, Alimuddin selaku Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman serta Pertanahan Kabupaten Nunukan (GAS TAWAU) oleh Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid diruang Rapat Kantor Bupati pada, Rabu (26/07/2023).
Secara terpisah, Arief Budiman menjelaskan bahwa, dengan adanya sistem ini diharapkan semua pihak mulai dari masyarakat, pengusaha, tokoh masyarakat dan yang lainnya bisa terlibat dalam penanganan bencana di Kabupaten Nunukan. Karena masalah bencana, bukan cuma tugasnya BPBD saja tapi semua stakeholder termasuk OPD- OPD lainya yang berkaitan.
“Kami juga sudah membentuk forum pengurangan risiko bencana dua minggu lalu. Pengurus forum itu dari Kabupaten Nunukan, Akademis, LSM, Birokrasi, kalangan dunia usaha, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda, dan juga Tokoh Adat”, ujarnya.
Lebih lanjut Arief Budiman mengatakan bahwa, Forum pengurangan resiko bencana itu adalah relawan yang selaku mitra pemerintah untuk bisa memberikan masukan- masukan buat pemerintah sekaligus bisa terlibat langsung pada saat terjadi bencana di wilayah Kabupaten Nunukan. Kami juga sudah membentuk Desa tangguh bencana. Diproyek perubahan ini jadi ada enam Desa yang sudah dibentuk, empat di Kecamatan Sembakung dan dua di Kecamatan Lubis yang sudah dilanjutkan juga dengan pelatihan dalam hal Investigasi bencana.
“Desa tanguh bencana ini target kami untuk jangka menengahnya akan kita bentuk di semua desa dan kelurahan terutama daerah- daerah atau desa yang rawan bencana. Sekarang ini karena waktunya cuma dua bulan sehingga baru enam desa saja dulu. Tapi ini tidak berhenti sampai di enam desa ini, kami rencakan semua desa akan dibentuk desa tanguh bencana”, ujarnya.
Lanjut Arief bahwa, yang SK kan desa tanguh bencana adalah kepala desa. Untuk penganggarannya yaitu kami harapkan dari dari setiap desa di seluruh Kabupaten Nunukan untuk menganggarkan penanggulangan bencana dalam dana desanya, karena sebelumnya sudah dianggarkan tapi itu penanggulangan bencana Covid, kalua Covid itu bagian dari bencana non alam yang selama ini sudah dipatok 8%.
Karena tahun ini sudah tidak ada lagi Covid jadi status Covid itu sudah di anggap penyakit biasa bukan lagi darurat jadi saya harap tetap dianggarkan di penanggulangan bencana ya terserah kalau dulu kan dipatok 8%, jadi sekarang ini kalau bisa tetap dianggarkan untuk mendukung operasional tim yang dibentuk.
“Dan tim ini, ada juga kepala desa yang kuatir jangan sampai dibuatkan SK kemudian dia minta gaji padahal tidak, cuma kalau bisa dianggarkan operasionalnya, pakaiannya untuk kegiatan pelatihan dianggarkan dari Dana Desa, karena itu sangat membantu kepala desa disaat ada bencana di wilayahnya tim ini yang di depan.
Karena mereka lebih dekat dengan masyarakat misalnya pada saat terjadi banjir mereka yang duluan, kalua kami dari kabupaten butuh waktu untuk sampai lokasi apalagi kalau di Lumbis, atau di Krayan yang dijangkauannya jauh, setidaknya ada tindakan awal untuk melakukan evakuasi misalnya kalau ada terjadi banjir”,terang Arief.
Untuk itu, Kepala Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Arief Budiman berharap dengan adanya Proyek Perubahan (Proper) Sistem Penanggulangan Bencana Terintegrasi (SEMANGAT) ini, dan adanya tim relawan ini penanganan bencana bisa lebih efektif dari sekarang, termasuk dunia usaha bisa ber kontribusi dalam hal penanggulangan bencana maupun memberikan bantuan bagi warga yang terdampak.
Kemudian masalah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang sering terjadi, kami juga sudah sosialisasi ke beberapa perusahaan, ada tiga perusahaan yang sudah kami sosialisasi, supaya pihak perusahaan juga harus siap kalau misalnya terjadi kebakaran di wilayahnya mereka yang duluan turun, karena masyarakat tidak punya alat pemadam. Tapi khusus untuk Karhutla.
“Alhamdulillah, Ada tiga perusahaan yang sudah kami sosialisasi yakni NJL, BSI, dan PT SIL, dan kedepan kami akan Sosialisaikan program ini ke semua perusahaan yang ada di Nunukan termasuk di semua wilayah Kecamatan. Jadi bagaimana kita melibatkan dunia usaha dan masyarakat untuk bersatu padu menangani masalah kebencanaan”, Imbuhnya. (Rdm)