Malang, (Tabloidpilarpost.com), Suatu pilihan yang sulit bagi petani tebu di pelosok negeri saat ini terutama di alami oleh petani tebu yang berada di Malang Selatan kebutuhan l akan pupuk sangat kurang baik subsidi dari pemerintah dan non subsidi pun harga cenderung mahal buat petani resah dan alternatif pilihan petani dengan pemakaian Tetes tebu terhadap tanaman tebunya tetapi bau menyengat meresahkan warga sekitar terdampak.
Saat ini panen tebu tetapi setelah menerima hasil tinggal sedikit ketika media Tabloid Pilarpost( 27/06/2023) bertanya kepada petani tebu ,Ibu Yuyah warga Wonogiri, Wonokerto mengatakan,’ Sekarang panen tetap saya syukuri setelah di potong pupuk dan lainya saya dapat Rp 9.000.000 hanya tinggal Rp 570.000 saya berharap ada solusi dari pemerintah mengenai pupuk kalau mau pakai tetes tebu kasihan tetangga saya dan juga dekat sekolah bau tidak enak ,”ungkapnya
Sementara itu di daerah Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang Kepala Desa mendapat banyak laporan terkait pemakaian Tetes tebu terhadap tanaman tebu oleh petani sebagai salah satu solusi pengganti pupuk tetapi karena bau menyengat banyak meresahkan warga yang terdampak.
Ketika awak media Tabloid Pilarpost (27/6/23) konfirmasi terkait pemakaian tetes tebu yang meresahkan saat diitemuidi Kantor Desa Rejoyoso,Kepala Desa Abdul Manaf mengatakan,”Saya berharap para petani tebu sebaiknya memakai pupuk seperti biasa jikapun memakai pupuk dari tetes tebu sebaiknya memakai tetes tebu yang baik atau yang tidak menyengat yang tidak meresahkan warga sekitar lahan yang di tetesi tebu,” ungkapnya
Bisa di bayangkan petani tebu memberi tetes tebu kepada tanaman tebu pulang selesai tidak meresahkan aroma menyengat yang ditimbulkan ,sedang warga sekitar bisa merasakan bau dan menghirup udara menyengat yang tidak enak bisa 2 Minggu lebih padahal tidak merasakan hasil panen,”jelasnya
Saya dulu pernah di datangi warga tterkait tanah pecaton diberi tetes tebu pengganti pupuk lainnya dan itu bukan saya yang tetes,” terangnya
Terkait ketersediaan pupuk itu oleh pemerintah di kirim ke kelompok petani datangnya dan terkirim berapa tidak ada laporan kepada saya dan saya harap agar ada kewenangan untuk Desa bis mengontrol distribusi pupuk agar bisa memberi solusi dan mengawasi pupuk agar keluhan warga bisa ditemukan titik masalahnya atau minimal diberi tahu jumlah dan tanggal pengirimannya pungkasnya
Berdasarkan pantauan awak media Tabloid pilarpost karena ada laporan kelangkaan dan harga pupuk mahal beberapa Minggu yang lalu dari kejaksaan sidak pupuk kepada petani di Rejoyoso,Wonokerto, dan Pringgodani.
(Elham Tpp/Sdj Tpp)