Bandung Barat, (Tabloidpilarpost.com)- Sebanyak 243 Kepala Keluarga (KK) tersebar di wilayah RW.01 sampai RW.17 Desa Cinengah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengharapkan bantuan kilowatt-hour (KWH) untuk masing-masing rumahnya.
Padahal, wilayah ini berada tidak jauh dari lokasi Pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan Pumped Storage (UCPS) yang diketahui dalam prosesnya membutuhkan lahan seluas ±350 hektare untuk pembangunan bendungan. Ada enam desa yang terdampak proyek PLTA Upper Cisokan. Empat desa di Kecamatan Rongga dan dua di Kecamatan Cipongkor.

Selama bertahun-tahun, mereka terpaksa membuat sambungan kabel dengan jarak tempuh yang cukup jauh hingga puluhan meter agar rumahnya bisa teraliri listrik.
Salah satu warga Kampung Cageundang RW.01 RT.03 Desa Cinengah, Isoh (75) mengaku, dirinya belum memiliki KWH untuk rumahnya sudah 15 tahun lamanya.

“Ibu ikut menyambung listrik ke rumah saudara, sudah hampir 15 tahun. Karena belum ada uang untuk membeli KWH,” kata Ma Isoh, Sabtu (24/6/2023).
Ditempat terpisah, Ketua RW.01 Oop Budianto membenarkan bahwa warganya tersebut belum memiliki KWH selama belasan tahun. Pihaknya telah berupaya mengajukan keluhannya ke pemerintah desa agar segera ditindak lanjuti.

“Emang betul saya mendapat pengajuan dari masyarakat dan sayapun langsung ajukan ke pemerintah desa, tapi belum ada realisasinya,” katanya.
Ia pun menjelaskan, ada sekitar 30 kepala keluarga yang belum memiliki KWH atau rumahnya tidak teraliri listrik pribadi. Sementara, aliran listrik mereka tersambung ke rumah warga lain.
“Jangankan untuk memasang listrik baru, pendapatan sehari harinya saja masih minim. Karena dimasyarakat kami kebanyakan buruh tani,” jelasnya.
Oleh karena itu, Oop berharap seluruh ajuannya bisa segera terealisasi. Sehingga, masyarakat yang ada di wilayahnya dapat memiliki aliran listrik secara pribadi.
“Mudah-mudahan warga RW.01 yang belum memiliki KWH bisa mendapat bantuan dari mana saja atau pengajuan saya bisa cepat terealisasikan,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cinengah, Imam Sariman mengatakan, ada sekitar 243 kepala keluarga yang belum memiliki KWH. Pihaknya telah berupaya mengajukan keluhan warganya tersebut ke pemerintah daerah ataupun pihak terkait.
“Kita sudah melakukan pengajuan dari tahun 2021 lalu, tapi belum terealisasi sampai sekarang. Saya juga memaklumi mungkin akibat banyak hal salah satunya kita baru beres pandemi COVID-19,” katanya.

Imam pun berharap, seluruh warga yang belum memiliki KWH atau aliran listrik pribadi di rumahnya bisa lebih bersabar untuk menunggu pengajuan tersebut bisa terealisasi.
“Mudah-mudahan tahun ini semua bisa terealisasi apa yang menjadi keluhan dari seluruh masyarakat,” pungkasnya.
***Red.