Bandung, (Tabloidpilarpost.com)- Kekerasan ekstrem masih terus menjadi masalah pelik dan berpotensi menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Meskipun penegak hukum giat menangkap aktor-aktor terlibat, tetapi aksi-aksi kekerasan berbasis ekstremisme masih sulit dideteksi.
Peneliti Senior LSI,Rizka Halida mengatakan sejauh ini, berbagai penelitian mengenai kekerasan ekstrem masih cenderung terbatas dilakukan terhadap para pelaku dengan tujuan sebagai dasar bagi program-program deradikalisasi.
Sedangkan penelitian di tingkat publik minim dilakukan, padahal hal tersebut penting dilakukan untuk mengetahui sikap publik terhadap kekerasan ekstrem, kelompok ekstremis kekerasan, dan faktor apa saja yang dapat memengaruhi sikap tersebut.
Lebih lanjut, Rizka Halida menuturkan oleh karena itu, Lembaga Survei Indonesia melakukan survei nasional mengenai Kekerasan Ekstrem, Toleransi, dan Kehidupan Beragama di Indonesia. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah. Dari populasi tersebut, dipilih 1550 responden sebagai sampel basis secara acak bertingkat. Kamis, (08/06/2023).
“Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1.550
responden sebagai sampel basis. Margin of error’ dari ukuran sampel tersebut sebesar
±2.5% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Dilakukan oversample di 4 wilayah yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur, masing-masing menjadi 600 responden. Dengan ukuran
sampel tersebut, margin of error sampel sebesar ±4.1% pada tingkat kepercayaan
95%). Total sampel dalam survei ini sebanyak 3.090 responden. Namun, laporan ini
fokus pada temuan-temuan di Provinsi Jawa Barat. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah
dilatih.,” tuturnya.
Kemudian, dilakukan penambahan sampel masing-masing 600 responden dari DKI Jakarta dan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sehingga total sampel dianalisis dalam laporan ini sebanyak 3090 responden. Survei kali ini akan berfokus pada temuan-temuan di provinsi Jawa Barat.
Survei ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sikap publik terhadap kekerasan ekstrem dan kelompok ekstremis kekerasan. Selain itu, survei ini juga berusaha untuk melacak faktor apa saja yang dapat berkontribusi pada dukungan publik terhadap kekerasan ekstrem dan kelompok ekstremis kekerasan.
***Red.