Padang Tualang, (Tabloidpilarpost.com), Marwan Syahputra (26) ditetapkan Polisi sebagai tersangka pembunuh sopir mobil travel. Ayah tiga anak ini, disebut – sebut memiliki kebiasaan yang tak wajar. Dia kerap melakukan ritual klenik. Dalam menjalankan aksinya, dia juga sering menggunakan benda – benda mistik yang dimilikinya. Selain Putra, istrinya Arianti (26) juga ditahan polisi. Namun Wagimin (61), ayah Putra masih dalam pengejaran Polisi.
Hal itu disampaikan Prasetyo Wibowo alias Pakde Bakso Bakul (42) kepada awak media, Selasa (24/5) siang di Padang Tualang. Pria asal Tuban Jawa Timur ini menuturkan, Putra sang pembunuh berdarah dingin itu kerap menemuinya. Putra mengaku hendak hijrah dari dunia kelam yang dilakoninya.
Awalnya, kata Pakde, keluarganya yang bernama Herman mengenalkan Putra kepadanya. Putra merasa resah. Dia selalu dihantui rasa bersalah. Namun, prilaku klenik yang kerap dilakoninya selalu mendominasi untuk selalu berbuat kejahatan.
“Putra ngaku mau tobat. Dia menemui saya beberapa hari sebelum kami menggali tulang korban pembunuhan yang dikubur di samping rumah mertuanya. Kemudian saya suruh dia manggil keluarganya untuk menyaksikan dia bertobat,” kenang Pakde.
Saat Putra dan keluarganya hadir, lanjut Pakde, ayah dari tiga anak itu mengakui kejahatan yang pernah dilakukan. Jambret, begal dan penggelapan kendaraan bermotor sudah biasa dilakukannya. Putra bahkan pernah menggelapkan mobil Pajero Sport hanya dengan menggunakan secarik kain mori (kain kafan-red).
“Saya gak nyangka, anak semuda itu punya kemampuan yang luar biasa. Dia (Putra) bahkan bisa membungkam banyak orang sekaligus secara spontanitas. Bahkan, korban penggelapan malah memberinya uang setelah barang yang digelapkannya dikembalikan kepada pemilik,” ungkapnya.
Usai mengakui kesalahan di depan ayah dan keluarganya, Putra kemudian diminta untuk melepaskan semua amalan ilmu hitamnya. Mulai dari gendam dan ilmu kesaktiannya dilepaskan Putra. Tak hanya itu, Pakde juga meminta agar Putra menyerahkan benda – benda mistik yang dimilikinya untuk dimusnahkan.
Lima lipatan kain mori pun dibakar persis di samping kediaman Pakde. Benda klenik lainnya juga diserahkan untuk dimusnahkan. “Waktu kain mori dibakar, tercium bau anyir yang menyengat. Bahkan, sampe dua hari baunya masih tercium,” sambung Pakde.
Setelah itu, Pakde kemudian meminta Putra untuk menunjukkan lokasi penguburan tulang sopir driver yang dibunuh dan dibakarnya. Dengan dalih untuk menguburkan ulang tulang tersebut, Putra pun menyetujui arahan Pakde.
Singkatnya, Kamis (19/5) sekira jam 11.00 WIB Pakde, Herman dan rekannya tiba di kediaman mertua Putra di Dusun IV Parit Rimo, Desa Jati Sari, Padang Tualang, Kabupaten Langkat. Di samping rumah itu, Putra mulai melakukan penggalian. Namun tidak pada titik penguburan tulang korban yang dibunuh dan dibakarnya.
Dengan kata isyarat, mertua Putra menunjukkan lokasi penguburan tulang yang sebenarnya. Putra terlihat panik. Sekira Jam 18.00 WIB, rekan Pakde menggali di titik yang ditunjukkan, di situ ditemukan sepotong tulang manusia. Dengan sigap Putra mengambil dan membuangnya dengan dalih bahwa itu adalah potongan kayu.
Kemudian Herman mengambil benda yang dibuang Putra itu. Herman pun melihatnya dan memastikan bahwa bend itu adalah tulang manusia. “Kemudian kami gali lagi di titik yang sama. Serpihan tulang lain juga ditemukan di situ. Hasilnya, empat potong tulang manusia yang berhasil ditemukan,” sebut Pakde.
Penggalian itupun memancing perhatian warga sekitar. Saat ditanya warga, Putra gugup. Dia sempat berdalih. Setelah warga mengetahui ada penemuan tulang manusia, Putra pun diamankan. “Setelah itu, warga menghubungi Polisi. Putra kemudian diserah ke Polsek Padang Tualang,” terang pria yang masih empat bulan tiggal di Langkat itu.
Kini, Putra dan istrinya mendekam di Mapolres Langkat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Penganut ajaran ilmu hitam itu kerap melakukan aksi kejahatan atas dorongan dari istrinya. “Semoga semua aksi kejahatannya tak terulang lagi dan benar – benar bertobat,” harap Pakde.
Masih banyak hal yang disampaikan Pakde Bakso Bakul itu kepada awak media ini. Kisah lengkap ‘pengakuan dosa’ Putra kepada Pakde dapat disimak di Channel YouTube Yong Ganas Podcast. Pastinya, keseharian tersangka pembunuh sadis itu tak terlepas dari lelaku klenik yeng melekat padanya. Dari pengakuan dosa itu, nama Marwan Syahputra kemudian digan Pakden menjadi Muhammad Bilal.
(AVID/RIDHO TPP)