Kabupaten Bandung,(Tabloidpilarpost.com)- Dalam proses kegiatan belajar mengajar, seorang siswa/siswi wajib Mentaati perintah guru pengajarnya.
Seorang siswi SMPN 1 Ciwidey. Vera Rosnawati siswi kelas IX J melaksanakan tugas membuat karangan puisi yang diberikan gurunya.
Meskipun masih dalam tahapan belajar dan sama sekali kurang mengetahui bagaimana cara menulis dan mengarang puisi yang baik.Vera berhasil membuat satu karangan yang berjudul atau bertema antara dunia pendidikan dan kerasnya hidup jalanan.
Vera mengungkapkan isi hati yang terlihat dan dirasa oleh dirinya bahwa kurangnya kepedulian para pejabat atau pemimpin terhadap dunia pendidikan bagi mereka atau anak jalanan.
“Saya sangat iba dan kasihan kepada mereka para anak jalanan terutama dalam pendidikan formal dan saya sangat heran kenapa para pejabat atau pemimpin seolah tidak perduli dengan pendidikan formal mereka,apa mungkin mereka cuma Memandang sebelah mata atau tidak perduli sama sekali,”tegas Vera Rosnawati.
Maka dari itu,dengan adanya hal tersebut saya tertarik dan ingin belajar megungkapkan isi hati lewat tulisan,imbuhnya.
Dan inilah hasil karya belajarku, semoga kedepannya saya lebih gemar belajar menulis dan saya berharap dapat meraih cita cita yang diharapkan,pungkasnya.
“Aku,Kamu,Mereka Dan Dunia Pendidikan”
Karya : Vera Rosnawati.
Rumah, sekolah adalah tempatku untuk menimba ilmu
Ruangkelas………, guru………….,sahabat………,
dan keluarga yang memberikan ilmu dan pendidikan untuk mengahadapi hidup dimasa depan.
Sedangkan kamu, mereka……….
Lampu merah, lorong gedung,kolong jembatan tempat belajar mengahadapi kerasnya kehidupan.
Gurumu adalah luka……………
sahabatmu adalah duka…………..
Tas ransel,buku pelajaran dan alat tulis adalah perkakas belajarku didunia pendidikan.
Menulis,menghapal menjadi kewajiban untuk menghadapi ujian demi secercah harapan.
Gitar kecil dan kecrekan dari tutup botol menjadi teman setiamu untuk memenuhi kebutuhan.
suaramu serak karena teriak bernyanyi lantang
Tak peduli nada sumbang demi uang recehan.
Tak perduli cacian dan makian bahkan dipandang sebagai kotoran atau di anggap . debu jalan yang tak enak di hela dan membuat sesak pernapasan pengguna jalan.
Aku tak kuat mendengar jerit nasibmu bak petasan dibulan Ramdhan.
Aku tak tega melihat duka dan lukamu seperti dicumbui lalat para pejabat lewat.
Baladamu membuatku iba, namun aku tak bisa berbuat apa apa, aku hanya bisa sedih…….sedih…………
Aku dengar jeritmu pada tengah tengah paragraf diantata bait bait yang diterangkan oleh guru pengajarku.
Semoga dinegeri para pemimpin ini ada yang peduli terhadap mereka.Supaya aku,kamu,mereka yang ada di jalan dapat mengenyang dunia pendidikan.
Sumber : Vera Rosnawati.
***(HK).