Bandung Barat, (Tabloidpilarpost.com) – Pasca terbakarnya Kobong di Pondok pesantren Nurul Iman Al Musri, tepatnya di Kampung Cijengkol, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) membuat pengurus Seputar Desa Kabupaten Bandung Barat (SDKBB) tergugah hatinya untuk memberikan bantuan sembako dan perlengkapan mengaji.
Pimpinan SDKBB, Budi Juliansyah bersama sejumlah pengurus SDKBB juga meninjau langsung kondisi bangunan pasca kebakaran yang menimpa Pondok pesantren Nurul Iman Al Musri.
“Alhamdulillah, SDKBB bisa menyempatkan waktu bersilaturahmi ke Ponpes Nurul Iman Al Musri sekaligus memantau langsung lokasi kebakaran. Awalnya, kita mengetahui informasi itu dari media sosial, bahwa ada pondok pesantren yang memerlukan bantuan Al-Qur’an dan beberapa kitab untuk mengaji,” ujar Budi Juliansyah melalui pesan aplikasi WhatsApp kepada wartawan Tabloidpilarpost.com, pada Selasa (19/10/2021) malam.
Dengan adanya informasi tersebut, Budi Juliansyah mengakui bahwa pihaknya melakukan penggalangan dana kepada rekan-rekan yang biasa memberikan donasi kepada warga masyarakat KBB yang membutuhkan. Selain itu, Budi juga langsung menyerahkan bantuan Al-Qur’an beserta paket sembako kepada Pengurus Pesantren Nurul Iman Al Musri.
“Dari adanya info itu, saya langsung bergerak ngontek teman-teman SDKBB yang biasa berdonasi. Dan alhamdulillah untuk Al-Qur’an serta kitab perlengkapan untuk mengaji dan sedikit sembako bisa langsung disalurkan di lokasi,” katanya.
Dengan adanya peristiwa itu, Budi Juliansyah berharap gerak cepat tanggap dari peran pemerintah segera membantu anak bangsa yang sedang belajar agama.
“Gerak cepat tanggap dari Pemkab Bandung Barat serta Kementerian Agama (Kemenag) kami harapkan segera turun tangan, karena ini masalah generasi penerus. Dan dengan adanya kejadian ini, jangan sampai pemerintah tutup mata,” imbuhnya.
Ia menambahkan, mudah-mudahan peran aktif pemerintah dapat membantu menjaga kearifan lokal budaya islam. Dan pihaknya juga mengakui akan memikirkan agar pondok pesantren Nurul Iman Al Musri dapat digunakan kembali untuk anak-anak belajar mengaji.
“Kobong itu sangat diharapkan dapat terbangun kembali, karena anak-anak disana sangat antusias untuk menimba ilmu di pesantren, apalagi pelajaran formil masih belum normal. Saya khawatir kurangnya benteng agama anak-anak bisa hilang arah dengan adanya serbuan Gadget (perangkat elektronik),” tukasnya.
Terbakarnya kobong di Pondok pesantren Nurul Iman Al Musri terjadi sekitar pukul 02:00 WIB, kurang lebih tiga minggu yang lalu, yang disebabkan karena arus pendek. Dari peristiwa itu, membuat Kepala Pengurus Pondok Pesantren Nurul Iman Al Musri, Acep Imanudin terpukul dan kebingungan.
“Saya begitu terpukul dengan kejadian ini karena perlengkapan santri habis dilalap api. Selain pakaian santri, kitab dan perbekalan juga habis terbakar, tapi saya masih bisa mengucapkan alhamdullillah karena musibah ini tidak menelan korban jiwa ataupun luka-luka pada santri,” ujarnya.
Acep berharap ada uluran tangan dari para Donatur dan Pemerintah agar kobong santri dapat terpakai kembali.
“Semoga saja ada Hamba-hamba Allah yang bersedia membantu kobong santri Ponpes Nurul Iman Al Musri. Bangunan yang dibangun ukurannya sekitar 8×8 untuk menampung sekitar 25 santri mukim,” tutupnya.
(Sumber Berita : Budi Juliansyah
DRIVANA)Â