Bandung, (Tabloidpilarpost.com) – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akhirnya keluarkan Surat Edaran (SE) No.163/KB.05.01.02/Perek tentang Peningkatan Peran Sektor Industri terhadap Pengembangan Ekonomi Daerah di Jawa Barat untuk mendorong pemulihan ekonomi.
SE tersebut muncul atas dasar keprihatinan DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat kepada perusahaan-perusahaan yang relokasi keluar dari Jawa Barat.
Ketua DPP Apindo Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik menjelaskan selain banyaknya perusahaan yang keluar dari Jawa Barat, banyak perusahaan-perusahaan juga yang sudah tutup dan tidak terdeteksi atau tercatat dengan baik sebab musababnya.
“Kami berfikir bahwa apabila kami memiliki data-data perusahaan sebagai anggota kami, maka ada beberapa hal yang bisa kami deteksi lebih awal, kami pelajari, kami petakan dan kami komunikasikan untuk kemudian dicarikan langkah-langkah solutif terbaik. Sehingga bisa kita cegah adanya relokasi maupun penutupan perusahaan-perusahaan tersebut,” ungkapnya, pada Senin (12/10/2021).
Ning Wahyu menyayangkan dengan adanya relokasi dan tutupnya perusahaan ini efeknya sangat besar, yaitu naiknya jumlah pengangguran secara signifikan.
“Apalagi banyak sekali perusahaan-perusahaan yang relokasi dan tutup ini adalah perusahaan padat karya dengan jumlah perusahaan berkisar di 150 perusahaan sampai saat ini. Dan jumlah pengangguran terbuka kita ditahun 2021 berjumlah 2,1 juta atau 24,9 persen dari total pengangguran nasional,” imbuhnya.
Kemudian, Ning Wahyu mengungkapkan, mengapa diatas dua ratus yang Apindo mohon untuk dituliskan didalam SE Gubernur ? Menurutnya, bukan berarti yang dibawah dua ratus tidak penting, pihaknya berfikir tentang itu dari sisi impact nya saja.
“Semakin banyak jumlah karyawan dari perusahaan yang tutup atau melakukan relokasi, maka semakin besar juga dampak yang ditimbulkan secara ekonomi di Jawa Barat ini. Karena bukan hanya karyawan perusahaan yang kehilangan pekerjaan, tetapi efek domino dari hal tersebut sangat luar biasa, misalnya keluarga yang biasa hidup dari gaji karyawan, penjual makanan disekitar perusahaan, transportasi, kos-kosan, penjual baju, penjual pulsa dan sebagainya,” bebernya.
Dari diskusi tersebut dan dari permohonan Apindo, lebih lanjut, Ning Wahyu mengatakan, Bapak Gubernur memahami, kemudian dibuatkanlah SE. SE inipun tidak mewajibkan, tetapi lebih mengarah kepada himbauan.
“Dan sejujurnya, penambahan anggota pada satu organisasi tidak serta merta terjadi karena SE atau himbauan. Namun lebih kepada nilai apa yang bisa kita tawarkan kepada calon anggota dan kepada yang sudah menjadi anggota, karena dari dulu juga tidak ada SE kan, APINDO juga tetap ada anggotanya,” pungkasnya.
Ning Wahyu kembali menjelaskan bahwa hal itu bukan tentang semata-mata ingin menambah anggota, namun bagaimana menjaga investor tetap stay di Jawa Barat. Dan bisa menjadi contoh sukses untuk menarik investor-investor yang lain untuk berinvestasi di Jawa Barat, sehingga permasalahan pengangguran bisa teratasi dengan maksimal.
“Apalagi, kita juga harus bersiap-siap adanya bonus demografi, dimana ledakan jumlah angkatan kerja akan begitu besar. Tanpa adanya peluang kerja, alih-alih menjadi kekuatan, justru akan menjadi beban,” tukasnya.
Selain tentang himbauan, SE tersebut juga meminta Apindo Jawa Barat membantu Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam beberapa hal lain, yang tentu saja Apindo Jawa Barat sebagian sudah dan akan terus menindaklanjuti.
“Diantaranya tentang perusahaan yang memiliki kegiatan usaha di wilayah Jawa Barat, agar dapat memiliki cabang/ kantor administrative yang berada diwilayah Jawa Barat. Apindo melihat ini sebagai suatu yang adil, dan menindaklanjuti, karena bagaimanapun penting untuk Jawa Barat mendapatkan dukungan dari para pengusaha melalui pajak yang disetor untuk pembangunan Jawa Barat,” kata Ning Wahyu.
Ia juga menambahkan, jadi, pengusaha tidak hanya berproduksi di Jawa Barat dan mendapatkan income dari Jawa Barat tetapi kemudian menyetorkan pajak melalui kantor pusat didaerah lain. Namun sebaliknya, sudah seharusnya perusahaan-perusahaan bersedia membayar pajak di Jawa Barat untuk pembangunan Jawa barat juga, melalui kantor-kantor perwakilan.
SE Gubernur Jawa Barat juga menuliskan beberapa hal, dan semuanya satu-persatu ditindaklanjuti oleh Apindo.
“Apindo hanya ingin bekerja, bekerja, bekerja, seperti yang disampaikan oleh pak Jokowi, bahwa Apindo siap berkolaborasi dengan siapapun dalam bekerja, selama memiliki visi yang sama, membangun ekonomi Jawa Barat. Tidak mungkin Jawa Barat ini ‘dikerjakan’ oleh satu dua organisasi atau satu dua asosiasi saja, karena Jawa Barat ini terlalu luas, begitu besar, dan potensinya luar biasa, tantangannya juga sangat besar,” ujar Ning Wahyu.
Menurut informasi yang diterima oleh Apindo, bahwa ada 52 Asosiasi, Ning Wahyu menghimbau, mari semuanya betul-betul bekerja.
“Saya yakin, hasilnya pasti akan sangat luar biasa,” tambahnya.
Disituasi yang sedang penuh perjuangan untuk pengusaha ini, Ning Wahyu berharap dibutuhkan kolaborasi serta suasana yang teduh untuk berusaha.
“Kita bantu pengusaha mempersiapkan diri bangkit dari suasana Pandemik, dalam beberapa kali komunikasi saya dengan beberapa Country Manager beberapa brand produk ternama, saya memperoleh kabar adanya industry yang tidak beroperasi lagi di Vietnam dan sedang mencari tempat tujuan investasi baru. Alhamdulillah, Cirebon dan Indramayu termasuk menjadi tujuan investasi tersebut, alhamdulillahnya lagi, perusahaan-perusahaan baru ini adalah perusahaan Padat Karya sehingga akan menyerap ribuan tenaga kerja, dan memiliki efek domino yang juga besar,” ujarnya.
Ning Wahyu kembali menghimbau, mari kita bantu investor mendapatkan kenyamanan berinvestasi, dan mari kita cari lagi lebih banyak investor untuk masuk di wilayah Jawa Barat, sebab inilah tugas kita para Asosiasi.
“Saya bangga dengan banyaknya asosiasi di Jawa Barat. Semakin banyak asosiasi, semakin tertata juga dunia usaha. Masing-masing asosiasi akan membina, menjaga, membantu anggotanya. Dan hal tersebut akan makin maksimal jika ada lintas kolaborasi, didasari oleh pikiran-pikiran positif serta visi yang sama,” katanya.
Sangat kerdil jika ada yang berpikir, lanjut Ning Wahyu, bahwa ada persaingan antar asosiasi, karena sejatinya asosiasi-asosiasi di Jawa Barat adalah bersaudara, didalam keluarga besar bernama Kepala Dagang Industri (KADIN).
“Dan saya sangat yakin, sebagai orang tua, KADIN akan selalu mendukung ‘anak-anaknya’ bekerja, bersatu, berkolaborasi, dan belajar untuk selalu saling memahami serta menghargai,” tutupnya dengan penuh harap.
Korwil Jabar Tabloidpilarpost.com
DRIVANA