Nunukan-(Tabloid pilar post.com). “Persoalan stunting sampai saat ini masih menjadi persoalan serius yang harus menjadi atensi seluruh masyarakat.
Apalagi, Kabupaten Nunukan sampai saat ini masih menjadi kabaupaten/ Kota yang mendapat prioritas khusus dalam penanganan stunting.
Demikian disampaikan oleh Wakil Bupati (Wabup) Nunukan H. Hanafiah, SE. M.Si saat membuka Acara rembuk Stunting di Kantor Bupati pada, Kamis (9/9).
Acara rembuk Stunting tersebut, dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr. Meinstar Tololiu, Sekretaris Bappeda Litbang Wilson, dan Kasi Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Dadang Hermanto”.
Kata H. Hanafiah, Persoalan stunting tidak boleh dianggap sepele, karena akan sangat menganggu proses tumbuh kembang anak, baik pertumbuhan tubuh maupun otak, akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
“Dampak Stunting dalam jangka pendek adalah terganggu perkembangan otak kecerdasannya, mengalami gangguan pada pertumbuhan fisik dan metabolisme.
Sedangkan dalam jangka Panjang, anak yang mengalami stunting dan tidak segera ditangani maka akan mengalami penurunan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuhnya melemah serta beresiko terkena penyakit metabolisme dan penyakit pembuluh darah”, Kata Hanafiah.
Hanafiah juga menyebutkan, dari 13. 367 anak yang dilakukan pengukuran pada tahun 2020, jumlah balita pendek dan sangat pendek sebanyak 2. 714 anak atau 20,3%.
“Kondisi menjadi tantangan yang harus kita selesaikan bersama, karena target nasional angka stunting tidak boleh melebihi 14 persen,” ujarnya.
Untuk itu, dalam kesempatan tersebut H. Hanafiah meminta agar segera dicari formulasi yang tepat dan efektif untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Nunukan.
“Saya berharap, melalui rembuk stunting ini akan melahirkan konsep penanganan yang komprehensif dan tepat sasaran, sehingga jumlah anak stunting bisa terus kita tekan secara signifikan,” pungkasnya.( Hms/Rdm).