(Tabloidpilarpost.com), Presiden Soekarno menjadi korban hoax. Setelah peristiwa G30S/PKI, beredar gencar hoax ttg kekejaman dan aksi tdk senonoh yg dilakukan Gerwani.
Para perempuan Gerwani ditimpa hoax melakukan tarian telanjang, menyongkel mata dan menyileti kemaluan para perwira.
Kemudian anggota Gerwani
– ditangkapi sampai kepelosok daerah,
– dipenjara,
– disiksa dan
– diperkosa.
Supaya hoax ttg Gerwani semakin dahsyat maka ditangkaplah 3 perempuan
* yg tdk tahu apa2 dan bukan Gerwani dan mereka disiksa dan dipaksa supaya mengaku Gerwani yg melakukan berbagai kekejaman dilubang buaya
mereka adalah :
1. Sainah,
2. Emy dan
3. Atikah Djamilah.
Emy ialah seorang PSK yg buta hurup dimasukan kedlm penjara Bukit Duri, Emy disiksa untuk mengaku sbg anggota Gerwani, ia disuruh cap jempol dari berita acara pemeriksaan yg ia tidak ketahui isinya, isi surat peryataan itu memberitakan bahwa ia adalah anggota Gerwani Jakarta dan ambil bagian dlm penyiksaan kelamin kpd para Jenderal dilubang buaya*
hoax ini lalu disebar diberbagai media seperti Angkatan Bersenjata, Berita Yudha, Sinar Harapan, adapun tujuan hoax ini adalah untuk membakar masyarakat.
Padahal Emy adalah seorang PSK yg biasa berdiam di Halim Perdanakusuma.
Selain Emi,
Djamilah juga dipublikasikan sbg anggota Gerwani dan tuduhannya sama seperti Emy, yg kemudian disebarkan kebeberapa media seperti Angkatan Bersenjata, Berita Yudha, Sinar Harapan, yg terbit pd 5-6 Nov 1965 dan hoax2 tersebut berhasil,
kemudian mahasiswa berdemo sambil berteriak2 :
– Gerwani cabo,
– gantung Gerwani, dan
– ganyang Gerwani dan
berbagai media terus menerus menyantap dan menebarkan hoax tsb dan berhasil membakar masyarakat yg kemudian ramai berdemo.
Dihadapan 30 ribu perempuan Soeharto berpidato menyampaikan hoax2 terhadap Gerwani, memberikan peringatan ttg pentingnya meluruskan moral kaum perempuan dan dikutip Berita Yudha 9 Nov 1965.
Bertebaran hoax tidak masuk akal mengenai perbuatan asusila dan kekejian yg dituduhkan kpd Gerwani membuat Presiden Soekarno geram, beliau berupaya meredam gejolak fitnah dan hoax tsb lewat radio :
” Adakah rakyatku sudah begitu bodohnya dan percaya ttg omong kosong yg menyatakan beberapa ratus wanita telah memotong zakar para Jenderal dgn pisau silet ? “.
Namun, peryataan Presiden Soekarno itu tidak ada hasilnya, meskipun beliau berusaha membendung kekerasan dgn mengumumkan hasil Autopsi para Jenderal dan hanya satu media yg memuat hasil autopsi itu, yaitu Sinar Harapan pd 13 Des 1965.
Mahasiswa dan masyarakat lebih percaya hoax dan fitnah yg disebarkan Soeharto yg didukung teman2nya dan media, dari pada fakta kebenaran yg diberikan Soekarno dan akhirnya Soeharto pun berkuasa lewat
– kudeta merangkak ,
– berkuasa lewat hoax dan
– darah.
Dan sekarang cara2 inilah yg terus menerus yg digunakan musuh2 Presiden Jokowi untuk menjatuhkan Presiden Jokowi,
1. cara hoax dan
2. fitnah, lalu
3. demo2,
mereka ingin mengulangi kejatuhan Presiden Soekarno.
– Dengan hoax Presiden Jokowi hendak dijatuhkan.
Dizaman dulu tekhnologi belum canggih, belum ada komputer, internet HP, dll.
Dizaman sekarang tekhnologi semakin hebat, ada komputer, internet, smartphone, tetapi luar biasanya meskipun tekhnologi sudah canggih dan berita yg benar sgt mudah diakses tetapi ada masyarakat yg lebih percaya kpd hoax dan fitnah, yg katanya mahasiswa malah sebagian lebih percaya hoax dan fitnah, meskipun kebenaran dibentangkan tetapi mereka lebih percaya hoax dan begitulah yg terjadi terhadap diri Presiden Jokowi, dari awal menjabat sudah gencar diserang hoax dan fitnah, hendak dijatuhkan oleh musuh2nya lewat hoax dan fitnah, lalu didemo.
Presiden Jokowi hendak mereka jatuhkan lewat hoax Hoax dan fitnah, dari awal menjabat sebagai Presiden RI pd 2014, Presiden Jokowi gencar diserang hoax dan fitnah, tujuan mereka dgn hoax yg terus berulang2 tsb supaya masyarakat jadi percaya dan tidak ada kepercayaan lagi kpd Presiden Jokowi dan masyarakatpun jadi terbakar, sehingga Presiden Jokowi bisa di tumbangkan.
Mengapa bertahun2 Presiden Jokowi diserang hoax PKI/kebangkitan PKI ? Karena mereka ingin mengulangi kejatuhan Presiden Soekarno yg salah satunya karena hoax2 PKI yg disebarkan Soeharto dan konco2nya yg mana masyarakatpun jadi percaya dan terbakar. Tetapi semua hoax yg menyerang Presiden Jokowi tsb menemui kegagalan.
Dan sekarang di tengah Pandemi covid-19 yg semakin meningkat dinegara kita ini, hoax2 juga semakin meningkat hebat, seperti hoax covid-19 dan vaksin, hoax Bansos, hoax PPKM, China minta pulau Kalimantan sebagai jaminan hutang Presiden Jokowi, dll.
Apakah warga Indonesia mudah percaya hoax ?
Menurut survei Kemkominfo pada Maret 2018, menyatakan bahwa 65% warga Indonesia gampang percaya hoax dan itu termasuk tertinggi didunia, fakta yg disampaikan Kemkominfo bahwa Indonesia berada diperingkat 7 dunia sebagai negara yg paling mudah percaya hoax. Pada Feb 2019 Menkominfo menyatakan tidak kurang dari
900 ribu situs menyebar hoax.
– Kaget ?
– Heran ?
– Nggak perlu.
Karena setiap ada survei Internasional ttg minat baca maka negara kita Indonesia pasti masuk kedalam 5 besar terbawah yg warganya paling malas membaca.
Paling malas mencari dan membaca berita yg benar, tetapi paling rajin mendengar dan membaca hoax lalu menyebarkannya.
1. Mudah dibodohi,
2. mudah percaya hoax,
3. mudah diprovokasi,
4. mudah diperalat politik apalagi berkendaraan agama,
5. dengan dibayar uang recehan mau disuruh berdemo,
6. diperintahkan membakar,
7. membuat rusuh,
8. membuat kekacauan/kerusakan.
Semua pendukung Presiden Jokowi harus tetap terus solid bersatu, hanya pendukung2 Presiden Jokowi inilah yg betul2 mendukung ikhlas Presiden Jokowi tanpa dibayar sepeserpun dan kepentingannya hanya semata2 utk bangsa dan negara,
sedangkan yg lain BAJINGAN punya kepentingan politik/kekuasaan, hari ini kawan besok jadi lawan. Jadi pendukung Presiden Jokowi harus tetap solid bersatu melawan manusia2 busuk dari berbagai profesi yg tdk kenal lelah ingin terus menerus
• menjatuhkan Presiden Jokowi, memprovokasi,
• memfitnah,
• mengadu domba,
• menyebarkan hoax supaya ,
• membakar.
Jangan lengah dan anggap enteng, kita terus waspada dan lawan mereka.
(Abangku Tpp/Sdj Tpp)