(Tabloidpilarpost.com), Cheng Ho menagih hutang ke Majapahit tercatat dalam Dokumen Ming Shilu 1407 Masehi.
Pada saat Cheng Ho melabuhkan kapal ke Jawa, pada saat itulah di Jawa sedang terjadi huru hara perang Paregreg / perang saudara antara Kedaton Wetan dan Kedaton Kulon.
Cheng Ho dan rombongan nya menginjakkan kaki ke tanah Jawa (Majapahit) disambut dengan pedang hingga menewaskan 170 Orang dari rombongan Cheng Ho.
Pasukan Kedaton Kulon Mengira Cheng Ho dan rombongan nya membantu Kedaton Wetan, padahal Cheng Ho datang untuk menjalin persahabatan dan hubungan dagang internasional.
Atas kejadian itu Cheng Ho melapor ke Kaisar Yong Le. Dan kemudian Kaisar cina itu marah dan mengutus Cheng Ho untuk menagih denda ke Majapahit sebesar 60 ribu tael emas.
Jika tidak dibayar Jawa diancam akan diluluh lantahkan Cina.
Namun raja Wikramawardhana hanya bisa membayar 10 ribu tael emas dan permohonan maaf ke Cina. Karena Majapahit mengalami kekosongan kas setelah perang Paregreg.
Kaisar Yong Le merasa kasihan dan ia memaafkan serta memberi peringatan kepada Majapahit.
Akibat peristiwa itu banyak wilayah hegemoni Majapahit memerdekakan diri dari Majapahit dengan meminta perlindungan ke Cina.
Jadi awal kehancuran Majapahit itu karena perang Paregreg dan kecerobohan yg terjadi.
Bukan karena Invasi Demak, itu mitos dan bohong.
Pada saat perang Paregreg, ekonomi rakyat terganggu karena perang. Yg seharusnya bercocok tanam, berdagang terganggu oleh perang.
Mungkin karena hal itu bahwa catatan kuno Ma Huan mencatat bahwa pribumi Jawa itu kotor dan Jelek, berpergian dengan rambut yang tak disisir serta bertelanjang kaki. Pribumi Jawa juga melihara anjing, mereka makan dan tidur bersama anjing dan mereka tidak risih.
Selain karena faktor pembagian kelompok sosial / kasta, bisa jadi juga karena akibat perang. Maka seperti itu lah penampilan pribumi Jawa jaman Majapahit.
Selain kasta yg rendah, sudra / kawulo alit, ditambah lagi dengan adanya perang.
Dalam catatan Ma Huan di Jawa di bagi menjadi 3 golongan.
Golongan pertama Pengikut Muhammad, orang orang Arab, mereka berdagang dan menggunakan pakaian yg bersih dan bagus.
Golongan kedua Tangren atau orang” Tionghoa, mereka bersih dan menggunakan peralatan yang Bagus. Golongan ini banyak yg belajar agama ke golongan pertama.
Golongan ketiga adalah pribumi yg jelek dan kotor itu tadi.
Saya sebagai orang jawa asli pun tidak tersinggung atas catatan itu, ya memang seperti Itu ada nya.
Karena maklum saja dulu terbagi ada kelompok sosial, serta juga adanya perang. Jadi ya masuk akal.
Sedangkan perhiasan pakaian yg bagus hanya di gunakan oleh mereka para kasta atas, orang orang istana.
Kawulo Alit bisa apa!
Rahayu jasmerah serat sejarah babat tanah jawi
(Abangku Tpp/Ridho Tpp)