Kab, Bandung Barat (Tabloidpilarpost.com) – Banyak pejabat politik dan pejabat yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tersandung hukum. Seperti mark up anggaran belanja, jual-beli jabatan, proyek pembangunan, perijinan, dan urusan pemerintahan lainnya hingga masuk hotel prodeo karena berbagai kasus hukum.
Bagi masyarakat umum, pejabat-pejabat yang tersandung hukum menimbulkan pertanyaan, caci maki, tidak menduga, bahkan ada pula yang menyayangkan terjadinya hal tersebut. Secara kasat mata, kehidupan dan penghidupan pejabat lebih baik dibandingkan masyarakat umum, dan mungkin sangat jauh di atasnya.
Lalu, apa latar belakang mereka, baik secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan korupsi ?
“Pejabat publik atau pejabat eselon yang melakukan tindakan korupsi, kita perhatikan saja sifat dan sikap pimpinannya dalam mengelola pemerintahannya. Bilamana pejabat tersebut mendapatkan jabatannya melalui jalan pintas alias penyuapan, karena atasannya yang lebih tinggi, secara terbuka dan atau melalui kaki tangannya mengomersilkan jabatan dengan nominal tertentu, dapat dipastikan, begitu jabatan tersebut diraihnya, uang yang dikeluarkannya harus didapat kembali dengan tindakan koruptif selama menjabat dan tidak tersandung masalah hukum,” kata Ketua Umum Indonesia Corruption Monitoring (ICM), Drs. Jachja Taruna Djaja, pada Senin (7/6/2021).
Menurutnya, kondisi simbios mutualisme ini menjadikan pemerintahan yang korup terstruktur.
“Tidaklah mengherankan kehidupan dan penghidupan mereka ibarat pengusaha yang sukses. Bagi mereka jika tersandung hukum, itu urusan belakangan. Mereka sudah berkakulasi antara jumlah nominal yang dikorup dibandingkan penghasilan rutin setiap bulannya dan vonis hukum yang akan diterima,” ujar Jachja TD kepada Tim Investigasi Tabloidpilarpost.com.
Ia menambahkan, lihatlah raut wajah pejabat yang korup dan rakyat yang melakukan tindakan kriminal, misalnya maling ayam, copet, sangat memilukan. Dihadapan kuli tinta, koruptor tetap tersenyum dengan alibinya tanpa rasa bersalah, sementara maling tertunduk malu dan menyesali diri.
“Tindakan koruptif sangatlah sulit diberantas, perlu kebersamaan membangun mental antikorupsi dari seluruh elemen bangsa guna terciptanya rakyat yang adil dan makmur. Semoga,” tutup Jachja TD mengakhiri perbincangan.
Drivana Dan Muhammad Ramdhani (Daim)