(Tabloidpilarpost.com), Tidak usah ingat kampret, tidak perlu mengenang Cebong, tapi berpikirlah sebagai warga negara yang mencintai NKRI, mencintai kebenaran dan keadilan, mencintai persatuan dan kesatuan, mencintai kedamaian, mendambakan masa depan yang lebih baik, berdasarkan Pancasila, UUD ‘ 45, dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
Berpikirlah logis, realistis, pragmatis, integral dan seimbang, dilandasi acuan konstitusi, moral, etika, komunikatif dan dialog sehat, yang elegant, bermartabat, transparansi, konsisten, konsekuen dan seimbang
Niscaya akan melihat, mendengar dan merasakan tindakan hukum terhadap HRS dan para Ulama lain dalam kasus yang serupa dengan kegiatan Presiden Jokowi, Gibran dll, namun berdampak resiko dan tindakan hukum yang berbeda drastis
Pertanyaannya :
Kenapa ? Ada apa ? Apa maksud dan tujuanya, sehingga HRS dan kelompoknya didiskriminasi, dibubarkan organisasinya dan tidak diberdayakan kegiatannya, sedangkan yang lain tidak dimasalahkan
Ada yang bilang, HRS bertabiat kasar dan bermulut yang tidak sepantasnya sebagai ulama
Bagaimana dengan Basuki Cahaya Purnama atau AHOK, yang juga bermulut kasar, pernah dipidana, pernah merugikan negara belasan miliyar, ketika harga BBM justru naik
Seperti apa logika pikiran dan hati kita melihat
Apalagi, jika benar benar nantinya diangkat sebagai menteri Investasi
Bisa ditebak akan kemana dan dengan siapa kita berakses
Ironisnya, kenapa semua diam ?
Jangan hanya melihat apa yang terjadi sekarang, tapi marilah kita memandang masa masa mendatang, tentang NKRI ini
Jika kita jujur, sebenarnya TNI POLRI lah, yang paling diperhitungkan oleh semua pihak, baik pemerintah, rakyat maupun pihak pihak yang dapat mengancam kedaulatan, persatuan dan masa depan bangsa Indonesia
Ironisnya, TNI POLRI seolah terhepnotis oleh beberapa kebijaksanaan pemerintah yang tidak sesuai kehendak rakyat
Justru TNI POLRI, seakan hanya sebagai garda terdepan dan benteng terakhir untuk pemerintah, bukan untuk negara
Jika TNI POLRI konsisten dan konsekuen terhadap peransinya, saya yakin TNI POLRI, akan bisa melihat paradok yang terjadi terkait beberapa kebijakan pemerintah yang tidak sesuai keinginan rakyat, terutama dalam hal ekonomi dan hukum
Tragisnya TNI POLRI yang masih aktif ada sebagian yang memandang bahwa sebagian besar para purnawirawan TNI POLRI sudah keluar dan meninggalkan jiwa Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Tri Brata dan Catur Prasetya Polri, tanpa menyadari mereka sudah tidak konsisten dan tidak konsekuen pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Tri Brata dan Catur Prasetya Polri
Inilah hal yang paling fundamental, yang harus dipahami dan disadari oleh TNI POLRI agar tidak terpengaruh dan terseret kepada hasutan, yang memecah persatuan, kekompakan dan jiwa Korsa TNI POLRI yang masih aktif dan yang sudah purna
Hal yang paling utama, marilah kita kembali pada jati diri, untuk senantiasa bisa menjadi contoh, dalam konsistensi dan konsekuensi sebagai prajurit Sapta marga dan Sumpah Prajurit serta Bhayangkara Negara
Yang esensinya tetap dan terus bersikap mempertahankan dan menjaga kedaulatan negara dan menyelamatkan rakyat Indonesia, berlandaskan Pancasila, UUD ‘ 45 dalam bingkai Bhenika Tunggal Ika
Waspada dan bertindak tegas terhadap siapa saja yang menyelewengkan Pancasila dan UUD ‘ 45
Mengabdi kepada pemerintah adalah utama, namun mengabdi kepada negara adalah lebih utama
TNI POLRI berpolitik negara, bukan politik praktis, apalagi jika hanya menguntungkan kepentingan segelintir orang, golongan atau kelompok tertentu
TNI POLRI harus paham dan sadar, bahwa umat Islam merupakan kekuatan potensial bangsa, disamping TNI POLRI itu sendiri
Jika kedua kekuatan ini bersinergi, niscaya NKRI akan kuat sentosa
Dan inilah yang kini diporak porandakan oleh kekuatan asing yang link up dengan penguasa
Sekali lagi, tanpa mengabaikan agama yang lain, TNI POLRI harus paham dan sadar, bahwa umat Islam sedang diombang ambingkan oleh pihak lain yang ingin menguasai Indonesia
Saya yakin, secara ilmu para pimpinan TNI POLRI paham dan sadar, namun secara akhlaq dan moral perlu dipertanyakan
Maka pada kesempatan bulan suci Ramadhon yang penuh berkah ini, hendaknya TNI POLRI kembali berpikir kepada jatidirinya
*_Rakyat sangat mengharap dan mendambakkan, hanya TNI POLRI lah yang mampu mempelopori mengembalikan jati diri bangsa ini
(Sugengwara/Ridho Tpp)