Jika aku bisa, akan kuhabisi para oknum penegak hukum, Jaksa, hakim, polisi dan para oknum penguasa yang menyelingkuhkan hukum dinegeri ini*
Seolah hanya mimpi, isapan jempol belaka, mengingatkan, menggugat dan menuntut kepada mereka
Seolah mereka hanya terbahak dan ngakak, akulah yang berkuasa dan akulah yang berwenang segalanya, mau apa. ?…, mampuslah kau…!
Tidak nampak merasa bersalah, tidak peduli penderitaan orang lain, tidak kapok kapoknya berbuat dzolim, yang penting kami dan kluarga HEPI, sorga dan neraka urusan belakang !
Anehnya, banyak saudara saudaraku, kawan kawanku dan para sahabatku, yang juga melihat dan mengerti pula, namun diam seribu bahasa, seakan putus asa, masa bodoh, saling menunggu dan saling berharap
Ha..ha..rasain lou, lihat gue…!!! Ini hanya kesempatan dan profesi saja…( dalam.benak mereka )
Kita juga bergeleng kepala, ketika masih banyak para penegak hukum, jaksa, hakim dan polisi yang lebih baik, lebih beribadah dan lebih berhati mulya dari pada diri kita sendiri
Jadi, adakah para penegak hukum jaksa, hakim dan polisi yang meneriakkan ketidak adilan ini ?
Saya yakin ada dan banyak, tapi kenapa ikut diam ?
Barangkali sistim, sistim organisasi, struktur, undang undang, aturan, kekuasaan, mekanisme dan dinamika
Tapi, faktanya jelas, terjadi banyak ketimpangan, ketidak adilan, kejanggalan dan keanehan keanehan, disana sini..
Bahkan masalah HRS, tentang tuduhan pelanggaran prokes, kerumunan, yang jelas jelas diperkuat himbauan Prof Mahfud MD yang juga Menkopolhukkam, juga kegiatan presiden Jokowi,Gibran dll, yang melakukan hal yang sama, namun berakibat hukum yang berbeda
Belum lagi tentang fonis hukuman terhadap para koruptor kakap, benar benar *_simbol tantangan_* dari penegak hukum kepada rakyat
Masihkah rakyat tetap diam ?
Bukan rakyat cebong, bukan pula rakyat kampret, tapi rakyat nalar yang berakal sehat, yang cinta NKRI, cinta kebenaran dan keadilan, cinta persatuan dan kesatuan, cinta kedamaian dan kemerdekaan serta cinta masa depan NKRI yang lebih baik, berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
Marilah bangun dan bangkit, kikis habis para pengkianat, penjilat dan pecundang terhadap negara ini, apapun, siapapun dan dari manapun, jabatan, golongan dan agamanya
Kita dukung kebijakan negara yang baik, tapi *_HARUS KITA LAWAN_* kebijakan yang merugikan dan menyengsarakan rakyat serta membahayakan negara
Abaikan intimidasi, diskriminasi maupun tindakan yang menakut nakuti rakyat
Sesungguhnya hanya kerapuhan, kebohongan dan keburukan dibalik itu semua
Sekali lagi, tidak perlu takut terhadap tindakan apapun dari oknum aparat yang sesat dan menindas, yang menghalang halangi niat baik dan mulia
Inilah sesungguhnya penjajahan konkrit yang dilakukan oleh penguasa terhadap bangsa dan rakyatnta sendiri
Saya mengajak, bertindaklah berdasarkan konstitusi, moral yang baik dan sehat, beretika, elegan, positif dan membangun, komunikatif dan bertanggung jawab
Saya mohon maaf, baru sebatas ini yang bisa saya lakukan, semoga bermanfaat untuk kebangkitan dan kemajuan NKRI
MERDEKA..!!!
(Sugengwaras/Sdj Tpp)