Maluku. (TabloidPilarPost.com)– Bupati Seram Bagian Barat (SBB) Drs. M. Yasin Payapo, M.Pd, Sekda, SBB Mansur Tuharea, dan seluruh Forkopinda hadiri panen raya jagung hibrida di Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kab. SBB, Sabtu (13/2/2021).
Perkebunan seluas 90 Hektar ini di prakarsai oleh Program Pedat Karya Tunai (PKT), Tahun Anggaran 2020 dan di topang oleh Anggaran Dana Desa dan Dana Desa (ADD dan DD).
Dari 90 Hektar perkebunan jagung ini, di perkirakan mempu menghasilkan 200 ton isi jagung bersih nantinya, hal itu di sampaikan oleh Raja Desa Tala Margareta Latekay, Kepada media ini.
Dalam sambuatan pembukaan Penen raya jagung hibrida Bupati mengapresiasi Pemerintah Desa Talah yang telah mengembangkan sektoral pertanian melalui Program PKT yaitu perkebunan jagugung hibrida seluas 90 Hektar di Desa Tala tersebut,
Saya berharap program seperti ini harus di ikuti oleh desa-desa lain yang ada di Kabupaten SBB, agar anggaran ADD dan DD bisa di manfaatkan secara baik dan berdampak baik pula bagi masyarakat” Tegas Payapo.
Kerena menurut Bupati selain mengembangkan perkebunan hal itu juga suda pastinya dapat mendongkrak PAD Kabupaten, dan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat Desa Tala”
“Kan dengan adanya perkebunan ini masyarakat di Desa Tala dapat di berdayakan dari segi pertanian, suda pastinya pendapan kapita mesyarat juga meningkat, hal itu secara otomatis akan berdampak pada PAD Kabupaten kita” Ungkap Payapo,
Selain itu terkait kendala pemasaran hasil panen jagung di tingkat petani, Payapo berjanji Pemerinta Daerah akan berusaha keras untuk mencari soslusi secepatnya dalam pendistribusian hasil panen, seperti mengajak infestor untuk membuka pasaran di SBB sehingga masyarakat tidak bergantung pada satu pembeli saja,
Payapo juga berjanji akan mengandeng pihak luar untuk sama-sama memperhatikan kendala para petani jagung yakni pendistribusian hasil panen mereka,
“Selain manggandeng pihak infestor kami akan mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengembangkan sektoral pertanian dan peternakan, secara besar-besaran yang mana jika BUMD membuka peternakan, maka untuk pakan BUMD suda bisa melakukan pengadaan dari masyarakat sehingga mampu mengurangi mesalah pemasaran hasil panen masyarakat” ungkap Payapo.
Sebab kedala yang paling urgen yang di hadapi petani adalah pendistribusian hasil panen nantinya, hal itu di ungkapkan oleh salah satu petani Edwar,
Kalau hasil panen melimpah seperti sekaran ini biasanya pembeli akan bermain harga, kalau panennya sedikin harganya bisa Rp.5000/Kilogram, tetapi kalau panennya suda banyak seperti sekarang ini harga jagung bisa turun sampai Rp. 4000-Rp. 3000″ tutur Edwar.
Kami berharap Pemkab secepatnya mampu mencari solusi bagi petani agar hasil panen kita dapat di distribusikan secara baik, dan kita tidak bergantung pada satu bembeli saja, ungkap Edwar. (All/tpp)