SUBANG, (Tabloidpilarpost.com), Wilayah pantai utara Kabupaten Subang dilanda banjir, Senin (8/2/2021). Air yang menyapu pemukiman dan jalanan tersebut, arusnya cukup deras.
Akibatnya, ribuan rumah yang ada di wilayah pantura tergenang. Bahkan, banjir terparah berada di Kecamatan Pamanukan.
Kondisi ini, mendapat perhatian langsung dari orang nomor satu di Subang. Bupati Ruhimat meninjau wilayah tersebut. Dalam kesempatan itu, Ruhimat mengungkapkan jika banjir di Pantura Subang tidak dapat di atasi oleh anggaran yang bersumber dari APBD kabupaten.
“Karena banjir ini, bukan kali pertama terjadi. Melainkan hampir tiap tahun. Dan banjir besar terjadi setiap lima tahun sekali,” ujar Ruhimat, Senin (8/2/2021).Karena itu, Ruhimat berharap Pemprov Jabar dan pemerintah pusat, segera turun tangan mengatasi banjir pantura ini. Sebab, banjir ini berdampak besar. Selain merendam pemukiman, juga melumpuhkan sektor usaha, pertanian dan jalur utama pantura.
Ruhimat mengakui, Pemkab Subang tak tinggal diam dengan kondisi ini. Adapun, upaya-upaya yang sudah dilakukan, dari mulai penyodetan sungai sampai normalisasi. Namun, upaya itu belum maksimal. Sehingga, sampai saat ini masalah banjir pantura masih belum bisa teratasi.
Selanjutnya, Ruhimat meminta masyarakat untuk bersabar. Phaknya sedang mencari solusi terbaik agar tidak terjadi banjir lagi. Saat ini, pihak BPBD bersama komponen lain, dibantu TNI dan Polri sedang menyisir untuk melakukan evakuasi. Supaya tak ada seorangpun yang terjebak banjir.
Sementara itu, imbas dari hujan yang tanpa henti, dua pasar di Subang terancam terendam banjir. Bahkan, beberapa kios blok sayuran sudah terendam setinggi mata kaki orang dewasa.
Kepala Bidang Pasar Dinas Usaha Koperasi Perdagangan, Perindustrian dan Pasar Kabupaten Subang Junaedi mengatakan ada dua pasar yang berpontensi kebanjiran. Yakni, pasar Pamanukan dan Ciasem.
“Di Pamanukan aktivitas jual beli masih berjalan, yang tergenang hanya kios di bagian sisi jalan utama area Pamanukan Trade Center (PTC),” ujarnya.
Pasar yang berpotensi kebanjiran lainnya, yakni Pasar Ciasem. Bahkan, di area sayuran sudah ada genangan setinggi mata kaki orang dewasa.
Karena itu, pihaknya masih melakukan pendataan guna mengantisipasi resiko jika terjadi banjir. Meski demikian, pihaknya meminta semua pihak untuk tetap tenang. Tetapi, upaya waspada perlu ditingkatkan.
“Aktivitas jual beli harus berjalan, apa lagi pasar kan termasuk penyedia bahan pangan, kalau tutup masyakat mau beli kemana nantinya,” ujar Junaedi. (***)